Vice President Departemen Balap Honda (HRC), Shuhei Nakamoto mengancam
pihaknya akan hengkang dari MotoGP jika Dorna Sports getol menerapkan
aturan penyeragaman perangkat elektronik (ECU) mulai musim 2016.
"Jika
MotoGP menerapkan penyeragaman ECU, 99 persen Honda akan hengkang.
Alasan utama kami turun di Grand Prix adalah untuk mengembangkan
teknologi, dan kejuaraan dunia merupakan tempat terbaik untuk
melakukannya," ujar Nakamoto.
Penyeragaman ECU ini dimaksudkan
Dorna Sports untuk mengurangi dan menghemat biaya balap seluruh tim
peserta. Bahkan aturan ini sejatinya mulai diperkenalkan di kategori
'Open' musim depan.
Seluruh tim berstatus 'Open' diwajibkan menggunakan baik hardware maupun software
ECU buatan Dorna Sports. Tim-tim ini juga akan mendapatkan 24 liter
bahan bakar, empat liter lebih banyak dari tim-tim berstatus pabrikan.
"Saya sudah pernah mengatakan ini, dan saya tidak bercanda. MotoGP tahu wewenang kami. Jika Carmelo Ezpeleta
(CEO Dorna Sports) ingin menghentikan pengembangan teknologi, maka tak
ada alasan bagi konstruktor seperti Honda untuk turun di Grand Prix,"
lanjut Nakamoto.
Sementara itu, General Manager Ducati Corse, Luigi 'Gigi' Dall'Igna
malah memiliki pandangan yang berseberangan dengan Nakamoto.
Menurutnya, penyeragaman ECU merupakan solusi terbaik untuk masa depan
MotoGP.
"Penyeragaman ECU adalah masa depan MotoGP. Jika yang
lain menuruti regulasi ini, maka kami juga harus mengikutinya. Kami
harus segera melakukan pengembangan proyek ini," ungkap Dall'Igna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar